Insiden Kartu Merah Lucas Paqueta: Ledakan Emosi di Media Sosial dan Curahan Hati Mengenai Beban Mental Dua Tahun
Jakarta – Gelandang West Ham United, Lucas Paqueta, meluapkan kemarahan dan frustrasinya di media sosial tak lama setelah menerima kartu merah pada menit-menit akhir pertandingan melawan Liverpool. Laga yang digelar pada Minggu (30/11/2025) tersebut berakhir dengan skor 0-2 untuk kemenangan tim tamu, Liverpool.
Paqueta dikeluarkan dari lapangan pada menit ke-84 setelah menerima dua kartu kuning berurutan akibat melancarkan protes keras kepada wasit Darren England. Gelandang asal Brasil itu sempat ditenangkan oleh rekan setimnya dan beberapa pemain Liverpool setelah menerima peringatan pertama. Namun, Paqueta kembali melontarkan protes yang lebih keras, yang akhirnya memaksa wasit mengusirnya dari lapangan.
Baca Juga : Head-to-Head Madura United vs Persib Bandung: Carlos Pereira Targetkan Tiga Poin di Kandang
Konteks Penyelidikan Jangka Panjang
Insiden pengusiran tersebut menutup malam yang berat bagi Lucas Paqueta, terutama mengingat riwayat tekanan mental yang dialaminya. Paqueta baru saja menyelesaikan masa penyelidikan panjang selama dua tahun oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) terkait dugaan pengaturan skor. Ia akhirnya dibebaskan dari segala tuduhan pada Juli 2025. Kasus hukum ini secara luas diketahui telah menggagalkan rencana transfer Paqueta senilai $70 \text{ juta}$ Poundsterling ke Manchester City pada tahun 2023.
Tak lama setelah pertandingan West Ham vs Liverpool, Paqueta mengunggah pesan emosional melalui platform media sosial X dalam bahasa Portugis, memberikan konteks terhadap ledakan emosinya di lapangan.
“Saya mengerti bahwa sekarang saya harus terlihat seperti seorang ‘penjahat’; sangat sulit untuk menerima semua yang telah terjadi dalam hidup dan jiwa saya! Saya akan terus berusaha keras untuk memastikan hal itu tidak semakin memengaruhi diri saya. Ini tidak membenarkan pengusiran saya, dan untuk kesalahan itu saya meminta maaf kepada para penggemar dan rekan satu tim saya!”
Menyinggung Kesehatan Mental dan Dukungan Federasi
Paqueta kemudian menanggapi komentar yang dilontarkan oleh pengamat sepak bola Rob Green dengan nada yang lebih keras dalam bahasa Inggris. Dalam tanggapannya, ia menyinggung beratnya tekanan mental yang ia alami akibat ketidakpastian selama dua tahun penuh.
“Sungguh konyol ketika hidup dan karier Anda terpengaruh selama dua tahun tanpa adanya dukungan psikologis dari federasi,” tulis Paqueta. “Mungkin perilaku konyol ini hanyalah cerminan dari semua yang telah saya alami dan, tampaknya, harus terus saya alami! Maaf jika saya tidak sempurna.”
Unggahan Paqueta ini memicu diskusi publik yang meluas mengenai beban mental yang ditanggung pemain yang terlibat dalam proses hukum yang berkepanjangan, serta bagaimana tekanan psikologis tersebut secara langsung dapat memengaruhi perilaku mereka di lapangan pertandingan.
Reaksi Pelatih West Ham
Pelatih West Ham, Nuno Espirito Santo, memilih untuk tidak memperpanjang polemik terkait kartu merah Paqueta. Ia lebih menyoroti betapa sulitnya bagi timnya untuk bertahan dan mencari gol ketika harus bermain dengan sepuluh pemain, apalagi menghadapi tim sekuat Liverpool yang berhasil menambah satu gol delapan menit setelah Paqueta diusir.
“Sangat sulit bermain melawan tim sekelas Liverpool dengan kekurangan satu pemain,” kata Nuno, sebagaimana dikutip dari The Guardian.
Nuno menegaskan bahwa ia belum akan memberikan penilaian lebih jauh mengenai tindakan Paqueta sebelum melakukan komunikasi pribadi dengan sang pemain.
“Saya tidak akan berkomentar lebih jauh tentang situasi ini – saya harap Anda memahaminya. Izinkan saya berbicara dengan Lucas terlebih dahulu dan berusaha memahami situasinya. Saya ingin berbicara secara pribadi, untuk mencoba memahami apa yang terjadi. Saya pikir tidak adil untuk berkomentar tanpa kesempatan berbicara dengannya terlebih dahulu,” tegas Nuno, menunjukkan pendekatan yang berhati-hati dan empatik terhadap kondisi mental pemainnya.